Pewarna makanan merupakan benda berwarna yang mengandungi bahan kimia terhadap makanan yang di warnainya. Tujuan pemberian warna berujuan agar makanan terlihat lebih berwarna sehingga menarik perhatian pengguna. Bahan pewarna umumnya dalam bentuk cecair dan serbuk yang larut di air.
Makanan olahan seperti kuih, minuman suplemen, dan aiskrim cenderung mengandungi kadar pewarna tambahan (aditif) yang tinggi. Pewarna tambahan buatan digunakan dalam industri makanan kerana berbagai alasan, di antaranya untuk:
> mengimbangi pemudaran warna kerana paparan cahaya, udara, perubahan suhu dan kelembapan
> memperbaiki variasi warna
> menguatkan warna yang terjadi secara semulajadi
> mewarnai bahan makanan yang tak berwarna
> membuat makanan lebih menarik sehingga mengundang selera
Beberapa kajian ilmiah telah mengaitkan penggunaan pewarna buatan dengan hiperaktif pada anak-anak. Hiperaktif adalah suatu keadaaan di mana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian dan mengawal perilaku mereka.
Sebuah hasil penelitian yang diterbitkan di jurnal media terkemuka Lancet mengungkapkan bahwa beberapa zat pewarna makanan meningkatkan tingkat hiperaktif kanak-kanak usia 3-9 tahun. Kanak-kanak yang mengambil makanan yang mengandungi pewarna buatan selama bertahun-tahun lebih berisiko menunjukkan tanda-tanda hiperaktif. Selain risiko hiperaktif, sekelompok sangat kecil dari populasi kanak-kanak (sekitar 0,1%) juga mengalami kesan sampingan lain seperti: ruam, mual, asma, migrain dan mudah pitam.
Berikut adalah beberapa jenis pewarna buatan dan kesan samping yang ditimbulkan:
1. Tartrazine (E102 atau Yellow 5)
Tartrazine adalah pewarna kuning yang banyak digunakan dalam makanan dan ubat-ubatan. Selain berpotensi meningkatkan hiperaktiviti kanak-kanak, pada sekitar 1- 10 dari sepuluh ribu orang , tartrazine menimbulkan kesan samping langsung seperti urtikaria (ruam kulit), rinitis (hidung meler), asma, purpura (kulit lebam) dan anafilaksis sistemik (shock).
2. Sunset Yellow (E110, Orange Yellow S atau Yellow 6)
Sunset Yellow adalah pewarna yang dapat ditemukan dalam makanan seperti jus jeruk, aiskrim, keju, jeli, minuman soda dan banyak ubat-ubatan. Untuk sekelompok kecil individu, konsumsi pewarna aditif ini dapat menimbulkan urtikaria, rinitis, alergi, hiperaktif, sakit perut, mual, dan muntah.
Dalam beberapa penelitian sainstifik, zat ini telah dihubungkan dengan peningkatan kejadian tumor pada haiwan dan kerosakan kromosom, namun kadar konsumsi zat ini dalam kajian tersebut jauh lebih tinggi dari yang dikonsumsi manusia. Kajian Organisasi Kesihatan Dunia (WHO) tidak menemukan bukti insiden tumor meningkat baik dalam jangka pendek dan jangka panjang kaerana konsumsi Sunset Yellow.
3. Ponceau 4R (E124 atau SX Purple)
Ponceau 4R adalah pewarna merah hati yang digunakan dalam berbagai produk, termasuk selai, kuih, agar-agar dan minuman ringan. Selain berpotensi memicu hiperaktiviti pada kanak-kanak, Ponceau 4R dianggap karsinogenik (penyebab kanser) di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Norwegia, dan Finlandia. US Food and Drug Administration (FDA) sejak tahun 2000 telah menyita permis dan makanan buatan Cina yang mengandung Ponceau 4R. Pewarna aditif ini juga dapat meningkatkan serapan aluminium sehingga melebihi batas toleransi.
4. Allura Red (E129)
Allura Red adalah pewarna sinetis merah jingga yang banyak digunakan pada makanan dan minuman. Allura Red sudah dilarang di banyak negara lain, termasuk Belgia, Perancis, Jerman, Swedia, Austria dan Norwegia.
Sebuah kajian menunjukkan bahwa reaksi hipersensitif terjadi pada 15% orang yang menggunakan Allura Red. Dalam kajian itu, 52 peserta yang telah menderita gatal-gatal atau ruam kulit selama empat minggu atau lebih diikutkan dalam program diet yang sama sekali tidak mengandung Allura Red dan makanan lain yang diketahui dapat menyebabkan ruam atau gatal-gatal. Setelah tiga minggu tidak ada gejala, para peserta kembali diberi makanan yang mengandung Allura Red dan dimonitor. Dari pengujian itu, 15% kembali menunjukkan gejala ruam atau gatal-gatal.
5. Quinoline Yellow (E104)
Pewarna makanan kuning ini digunakan dalam produk seperti aiskrim dan minuman energi. Zat ini sudah dilarang di banyak negara termasuk Australia, Amerika, Jepang dan Norwegia karena dianggap meningkatkan risiko hiperaktiviti dan serangan asma.